ARTIKEL PERAWATAN ANAK BURUNG CUCAK ROWO
PERAWATAN BURUNG CUCAK ROWO / RAWA PASCA TELUR MENETAS
Apabila telah diketahui kapan
kira-kira telur akan menetas, persiapkan segala sesuatnya dengan cermat,
telaten dan penuh perhatian. Dalam dua atau tiga hari menjelang telur
menetas hendaknya telah disediakan kroto atau serangga lain yang lembut
dan lunak agar sewaktu-waktu menetas induk langsung dapat memberi makan
anak-anaknya sesuai kehendaknya.
Di dalam sangkar induk tidak
bisa secara bebas mencarikan makan untuk anaknya, maka kebutuhan pakan
untuk anak burung harus selalu diperhatikan dari hari ke hari. Karena
kebutuhan makannya tidak selalu sama dari hari ke hari sejak umur 1
hingga 15 hari, anak akan mulai belajar keluar sarang terutama saat
bulunya sudah mulai lengkap. Induk burung akan memilih dan memberikan
jenis pakan yang sesuai cocok dengan anaknya, sesuai dengan umur dan
besar anaknya. Pada tahap menyuapi ini pemberian pakan ekstra berupa
serangga, tidak boleh terlambat, agar pertumbuhan anak burung tidak
terlambat, dan mungkin akan mengalami kegagalan. Setelah anak Cucak Rawa
mulai keluar dari sarang, jumlah jatah pakan perlu ditambah. Pada tahap
ini, anak burung akan selalu minta disuapi dan kelihatannya selalu
lapar dan ingin makan.
Usahakan untuk tidak terlalu
cepat memisahkan anak burung dari induknya, tunggu sampai kira-kira
berumur satu atau dua bulan. Saat yang paling tepat untuk memisahkan
anak dari induknya adalah bila ada tanda-tanda bahwa induk berusaha
menjauh, bila anak mendekat untuk minta disuapi dan seolah-olah akan
mematuknya. Setelah tanda-tanda tersebut di atas terlihat, segera ambil
dan pisahkan dengan hati-hati, agar induknya tidak terkejut dan stress.
Apabila terkejut, apalagi stress, dapat mengakibatkan induk burung tidak
mau bertelur dalam waktu yang cukup lama. Di malam hari burung Cucak
Rawa mempunyai kebiasaan tidur lelap dengan memasukkan dan mendekap
kepalanya di bawah bulu sayapnya, sehingga apabila cukup hati-hati
anaknya dapat di tangkap tanpa sepengetahuan induknya.
Anak Cucak Rawa yang telah
dipisahkan, dikumpulkan menjadi satu dalam sangkar pemeliharaan. apabila
kelak akan dijadikan calon induk, anak-anak burung ini tidak perlu
dipisah-pisahkan agar dapat tetap rukun. Selain itu, dalam membentuk
pasangan yang baru, dan menentukan jantan dan betinanya tidak mengalami
kesulitan lagi. Tetapi bila dimaksudkan untuk keperluan lain, misalnya
calon yang akan diikutkan lomba atau sekedar untuk di dengar suaranya,
setelah anak burung mulai belajar berkicau dapat segera dipisahkan dari
yang lain, agar cepat dan rajin berkicau. Cari master untuk melatihnya,
seperti kaset, menggunakan burung yang sudah jadi dan baik atau
menggunakan burung sejenis trucukan.
MERAWAT DAN MELATIH CUCAK ROWO / RAWA
Setelah
cukup umur, burung muda hasil penangkaran, dikumpulkan dalam sangkar
terpisah dari induknya. Dilihat dari berbagai segi, burung Cucak Rawa
hasil penangkaran lebih baik kualitasnya dan memiliki kelebihan
dibandingkan Cucak Rawa hasil tangkapan. Kelebihan-kelebihan tersebut
antara lain:
Kelebihan Cucak Rawa hasil penangkaran
1. Lebih jinak dan mudah beradaptasi, karena lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga.
2. Belum pernah tahu dan merasakan kehidupan di hutan sehingga tak ada rasa tertekan atau ingin hidup bebas.
3. Bentuk fisiknya bagus karena pemilihan induknya secara selektif.
4. Corak suara telah dapat diketahui berdasarkan induk yang menurunkan.
5. Kesehatannya terjamin karena terawat sejak telur menetas.
6.
Seleksi ketat dan penangkaran yang terkontrol akan menghasilkan
keturunan yang semakin hari semakin dapat ditingkatkan kualitasnya.
Kelemahan Cucak Rawa hasil penangkaran
Walaupun Cucak Rawa hasil penangkaran memiliki kelebihan, tetapi peternak perlu menguasai cara dan teknik melatih, agar burung
cepat dan rajin berkicau dengan
baik. Sebab, kelemahan burung hasil penangkaran adalah pada lagunya yang
kadang kemasukan “suara setan” atau suara lain yang tidak kita inginkan
misalnya suara ayam, perkutut dan suara hewan lainnya.
Dalam melatih Cucak Rawa muda perlu dipersiapkan langkah sebagai berikut:
1. Usahakan sangkar yang dipakai
bukan sangkar mentahan (belum di cat), agar kepala dan bulu tidak
rusak, akibat menabrak jeruji sangkar.
2.
Usahakan agar Cucak Rawa muda selalu mendengarkan lagu dan irama kicau
dari Cucak Rawa yang sudah jadi, lebih bagus lagi bila pernah menjadi
juara. Untuk lebih mudahnya, gunakan kaset rekaman burung Cucak Rawa
juara.
3. Dapat pula digunakan
master dari jenis burung trucukan. Karena burung ini memiliki banyak
persamaan, baik bentuk maupun irama/nada kicaunya, hanya suaranya lebih
kecil. Kelebihan trucukan ini adalah banyak yang memiliki lagu ganda
yang kini banyak digemari dan menang dalam lomba atau pameran.
4.
Agar Cucak Rawa muda tidak takut, jangan didekatkan dengan burung yang
telah jadi dan berkicau keras-keras. Bila perlu biarkan burung muda ini
mendengarkan kicauannya saja, tanpa melihat burungnya. Setelah beberapa
waktu dan kelihatan bahwa burung muda ini sudah agak pandai serta kuat
mentalnya, boleh didekatkan dengan burung yang sudah bagus, agar
terbiasa dan berani berkicau bersama bersahut-sahutan seperti saat
berada dalam arena pameran. Tanpa latihan yang baik, burung burung yang
sudah rajin dan kicaunya baguspun belum berani unjuk suara di arena.
Burung cucak rawa yang sedang
bersemangat kicau sering tidak mengenal lelah dan selalu ingin berkicau,
apalagi bila melihat atau mendengar suara burung lain. Keadaan ini
jangan dibiarkan saja atau bahkan dibanggakan, karena terlalu
bersemangatnya berkicau, burung dapat mengalami kerusakan pita suara
atau duburnya. Untuk mencegahnya, sekali waktu, burung perlu
diistirahatkan dengan jalan ditutup dengan kain atau ditempatkan dalam
ruangan yang agak tertutup.
Satu minggu satu kali burung
disemprot dengan air menggunakan semprotan atau disediakan air di bak
plastic dalam kurungan agar burung dapat mandi terutama di pagi atau
siang hari. Dapat pula dilakukan dengan memindahkan burung ke sangkar
lain yang telah dilengkapi dengan bak plastic kecil. Caranya, rapatkan
kedua pintu sangkar, kemudian giring dan arahkan agar burung pindah
dengan sendirinya tanpa mengalami gangguan yang berarti.
Pakan dan minum yang diberikan
secara teratur, serta sangkar yang dijaga kebersihannya, sangat
menentukan kesehatan burung. Apalagi bila dilakukan dengan cara yang
halus yang disertai kasih sayang, akan menimbulkan ikatan batin antara
burung dan pemiliknya. Bila pasangan piyik Cucak Rawa muda ingin
dijadikan indukan baru sebaiknya pasangan ini tidak dipisah sampai
saatnya nanti kedua burung menjadi dewasa dan siap dimasukkan dalam
sangkar penangkaran tanpa harus melalui seleksi jenis kelamin untuk
dijodohkan. Pasangan ini biasanya pasti jantan dan betina, sehingga akan
langsung akur dan menjadi induk baru. Dari antara sekian kali hasil
penetasan, ada juga yang mungkin jantan semua atau betina semua, namun
ini jarang terjadi. Bila hal ini terjadi, segera ganti dengan burung
atau pasangan lain yang cocok. Burung juga mempunyai perasaan, dalam
arti mereka dapat merasakan kalau mereka disayang, disanjung, atau
bahkan dimarahi. Oleh karena itu, dukungan dari anggota keluarga untuk
dapat memahami, ikut senang dan menerima kehadiran burung-burung
tersebut di rumah sangat diperlukan. Hal ini akan terasa bila suatu saat
kita harus berpergian dan pulang terlambat, atau tidak pulang sama
sekali, perawatan burung dapat dibantu dan diselesaikan oleh keluarga
tanpa mengalami perubahan apalagi sampai terlantar.
Tanpa latihan yang baik, burung burung yang sudah rajin dan kicaunya baguspun belum berani unjuk suara di arena.
PROBLEM UTAMA CUCAK RAWA
1. Kurang fighting spirit alias
kurang semangat tempur biasanya karena burung masih muda, burung kurang
fit, kegemukan. Atasi dengan pemberian asupan yang seimbang gizi,
vitamin dan mineralnya selama 3 hari sebelum turun lomba. Jika
kegemukan, perbanyak mandi.
2. Memperdengarkan “suara mati”
atau suara burung lain seperti ayam, perkutut dan lain-lain. Atasi
dengan pemasteran intensif suara burung cucakrowo. Bisa menggunakan
kaset bisa menggunakan cd. Burung jangan dijadikan jinak. Biarkan
sedikit liar. Cucak Rawa jinak memerlukan stimulan digoda atau disiuli
agar bunyi. Cucak Rawa semi liar, suaranya cenderung keras dan rajin
bunyi.
3. Mabung nyulam terus-menerus,
penyebabnya kebanyakan lemak dan protein tetapi kekurangan vitamin dan
mineral. Kurangi dulu penjemuran dari porsi biasanya.
4. Nyekukruk tak bergairah. Bisa disebabkan oleh gangguan parasit, baik cacing maupun kutu.